📌 Infeksi Jamur: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Infeksi jamur merupakan salah satu jenis infeksi yang cukup sering terjadi di masyarakat. Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan di permukaan kulit, kuku, mulut, atau bahkan di organ dalam. Infeksi jamur bisa ringan dan tidak berbahaya, namun dalam beberapa kasus bisa menjadi serius, terutama pada individu dengan sistem imun yang lemah (Hayette & Sacheli, 2015).

🦠 Apa Itu Infeksi Jamur?

Infeksi jamur adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme mikroskopik bernama fungi (jamur). Jamur hidup di lingkungan yang lembap dan hangat, sehingga tubuh manusia menjadi tempat yang ideal, khususnya di area seperti lipatan kulit, selangkangan, ketiak, atau di bawah payudara (Coulibaly et al., 2018; Pfaller et al., 2022).

Jenis jamur penyebab infeksi yang umum antara lain:

  • Candida (penyebab kandidiasis, terutama di mulut dan area genital),
  • Dermatofita (penyebab kurap, tinea pedis atau “athlete’s foot”),
  • Malassezia (sering menyebabkan panu atau ketombe).


⚠️ Gejala Umum Infeksi Jamur

Gejala infeksi jamur bergantung pada lokasi dan jenisnya, namun secara umum meliputi (Pappas et al., 2016; CDC, 2021):

  • Rasa gatal dan perih,
  • Kemerahan atau bercak putih/kecokelatan di kulit,
  • Kulit bersisik, mengelupas, atau pecah-pecah,
  • Bau tak sedap (terutama pada area kaki dan lipatan)


💊 Bagaimana Cara Mengobatinya?

Pengobatan infeksi jamur biasanya menggunakan obat antijamur (antifungal). Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk tergantung lokasi infeksi:

🔹 Obat Topikal (oles)

Digunakan untuk infeksi ringan pada kulit (Pappas et al., 2016; Verywell Health, 2022):

  • Klotrimazol (Canesten®),
  • Mikonazol (Daktarin®),
  • Ketokonazol (Nizoral®),
  • Terbinafin (Lamisil®)

🔹 Obat Oral (minum)

Digunakan untuk infeksi jamur sistemik atau luas (Perfect et al., 2015; Cornely et al., 2019):

  • Flukonazol (Diflucan®),
  • Itrakonazol (Sporanox®),
  • Terbinafin oral

🔹 Obat Antijamur Intravena (IV)

Untuk infeksi serius di rumah sakit (European Conference on Infections in Leukemia, 2015):

  • Amfoterisin B,
  • Vorikonazol,
  • Ekinokandin (misal: caspofungin)


🛡️ Pencegahan Infeksi Jamur

Agar tidak mudah terkena infeksi jamur, penting untuk menjaga kebersihan dan kelembapan tubuh (Coulibaly et al., 2018; CDC, 2021):

  • Gunakan pakaian longgar dan menyerap keringat,
  • Keringkan tubuh terutama di area lipatan setelah mandi,
  • Hindari berbagi handuk atau pakaian,
  • Ganti kaus kaki dan pakaian dalam setiap hari,
  • Jaga kebersihan mulut dan alat kelamin,
  • Konsumsi probiotik bila perlu, terutama saat menggunakan antibiotik

✨ Peran Apoteker dalam Penanganan Infeksi Jamur

Apoteker memiliki peran penting dalam membantu pasien (Pappas et al., 2016; Verywell Health, 2021):

  • Memberikan edukasi tentang penggunaan obat antijamur yang tepat,
  • Menjelaskan cara mencegah kekambuhan,
  • Mengarahkan pasien ke dokter jika infeksi tidak membaik,
  • Memastikan pasien tidak menggunakan antibiotik sembarangan (karena bisa memicu pertumbuhan jamur, terutama Candida)

🌿 Kesimpulan

Infeksi jamur memang sering terjadi, tapi bisa dicegah dan diobati dengan baik. Konsultasikan keluhan Anda ke apoteker atau tenaga kesehatan jika mengalami gejala mencurigakan. Penanganan yang cepat dan tepat akan mencegah infeksi menjadi parah (Alexis & Ruiz, 2022).

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

📚 Daftar Pustaka

  1. Pappas, P. G., Kauffman, C. A., Andes, D. R., Clancy, C. J., Marr, K. A., Ostrosky-Zeichner, L., … Sobel, J. D. (2016). Clinical practice guideline for the management of candidiasis: 2016 update by the Infectious Diseases Society of America. Clinical Infectious Diseases, 62(4), e1–e50. https://doi.org/10.1093/cid/civ933 pubmed.ncbi.nlm.nih.gov

  2. Perfect, J. R., Dismukes, W. E., Dromer, F., Goldman, D. L., Graybill, J. R., Hamill, R. J., … Scheld, W. M. (2015). Clinical practice guidelines for the management of cryptococcal disease: 2015 update by the Infectious Diseases Society of America. Clinical Infectious Diseases.

  3. Cornely, O. A., Alastruey-Izquierdo, A., Arenz, D., Chen, S. C. A., Dannaoui, E., Hochhegger, B., … Ruhnke, M. (2019). Global guideline for the diagnosis and management of mucormycosis: An initiative of the European Confederation of Medical Mycology in cooperation with the Mycoses Study Group Education and Research Consortium. The Lancet Infectious Diseases.

  4. Pfaller, M.A., Castanheira, M., Diekema, D.J. (2022). Susceptibility trends in Candida spp. and emerging azole resistance: A global perspective. Frontiers in Microbiology. haematologica.org

  5. Oumar Coulibaly, C. L., Ranque, S., & Piarroux, R. (2018). Epidemiology of human dermatophytoses in Africa. Medical Mycology, 56(2), 145–161. en.wikipedia.org

  6. Hayette, M.-P., & Sacheli, R. (2015). Dermatophytosis: Trends in Epidemiology and Diagnostic Approach. Current Fungal Infection Reports, 9(3), 164–179. en.wikipedia.org

  7. Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Vulvovaginal candidiasis – STD treatment guidelines. CDC. cdc.gov

  8. Alexis, C., & Ruiz, R. (2022). Hope on the horizon: Novel fungal treatments in development. Open Forum Infectious Diseases, 7(2), ofaa016. academic.oup.com

  9. European Conference on Infections in Leukemia (ECIL). (2015). ECIL-6 guidelines for the treatment of invasive candidiasis, aspergillosis and mucormycosis in leukemia and HSCT patientsHaematologicaclinicalmicrobiologyandinfection.com+5haematologica.org+5pmc.ncbi.nlm.nih.gov+5

  10. Verywell Health Editorial Staff. (2022, February 8). Antifungal medications: What you should know. Verywell Health. verywellhealth.com+1verywellhealth.com+1

  11. Time Health Desk. (2021, April). Deadly fungal infections (Candida auris) in U.S. hospitals are up 95%. Time. time.com

  12. Verywell Health. (2021). What is fungal pneumonia? Verywell Health. verywellhealth.com