💊 Alasan Mengapa Obat Tidak Boleh Dipatahkan atau Digerus (Kecuali Obat Tertentu)

Pernahkah kamu melihat seseorang mematahkan tablet menjadi dua bagian agar lebih mudah ditelan? Atau malah menggilingnya hingga menjadi serbuk? Kelihatannya sepele, tapi tahukah kamu bahwa tidak semua obat boleh dipatahkan atau digerus?

Pada artikel kali ini, kita akan kupas tuntas alasannya. Sekaligus menjelaskan pengecualiannya untuk obat-obat tertentu.



⚠️ Alasan Utama Obat Tidak Boleh Dipatahkan atau Digerus

1️⃣ Mempengaruhi Pelepasan Obat

Banyak obat dirancang agar larut dan diserap secara bertahap di tubuh. Tablet lepas lambat (sustained-release), lepas tunda (enteric-coated), dan bentuk sediaan khusus dibuat agar melepas zat aktifnya di tempat dan waktu yang tepat.
👉 Jika dipatahkan, lapisan pelindung rusak, dan zat aktif bisa dilepas terlalu cepat, hingga menimbulkan risiko efek samping serius seperti overdosis (Musa et al., 2015; Paradiso et al., 2020).

2️⃣ Mengurangi Stabilitas dan Efektivitas Obat

Obat-obatan tertentu sensitif terhadap kelembapan, cahaya, dan asam lambung. Lapisan khusus melindungi agar sampai ke bagian usus.
👉 Jika digerus, lapisannya hancur dan obat bisa kehilangan potensi terapi (Mitchell et al., 2015).

3️⃣ Mengubah Rasa dan Risiko Iritasi

Sebagian obat memiliki rasa sangat pahit dan bisa mengiritasi mukosa mulut dan kerongkongan. Jika diminum utuh, tablet meluncur langsung ke lambung dan usus.
👉 Kalau dipatahkan atau digerus, rasa pahitnya keluar dan bisa membuat pasien mual hingga menolak minum obat (Llorca et al., 2018).

4️⃣ Mengganggu Dosis dan Keamanan

Pada tablet kecil, membagi dua bisa membuat dosisnya tidak akurat. Pada pasien anak dan lansia, ketepatan dosis sangat penting untuk efektivitas dan keamanan terapi.



Pengecualian: Obat yang Memang Harus Dikunyah atau Digerus

Meski begitu, ada pengecualian. Obat-obat seperti antasida kunyah (misalnya tablet antasida untuk sakit maag) justru harus dikunyah agar cepat bekerja menetralkan asam lambung.
👉 Selain antasida, beberapa tablet memang diformulasi untuk dikunyah agar rasa lebih enak dan kerja lebih cepat.



🏥 Apa yang Harus Dilakukan Jika Sulit Menelan Obat?

✅ Tanyakan apoteker apakah ada bentuk cair, sirup, atau dosis lebih kecil.
✅ Jangan langsung mematahkan atau menggerus tanpa instruksi, apalagi untuk obat lepas lambat atau enteric-coated.
✅ Konsultasikan ke dokter untuk pengganti bentuk sediaan bila perlu.



💡 Kesimpulan

Meskipun terlihat sepele, mematahkan atau menggerus obat bisa mengubah efektivitas dan keamanannya. Jika memang harus meminum bentuk padat dan sulit menelan, konsultasikan dulu ke apoteker agar diberi solusi terbaik dan sesuai terapi.



📚 Daftar Pustaka

  1. Paradiso G, Scavone C, D’Aniello R, et al. (2020). Crushing and splitting tablets to adjust drug doses: Pharmacological and clinical implications. Expert Opin Drug Deliv., 17(12): 1749–1761. doi:10.1080/17425247.2020.1833172

  2. Mitchell J, Cottrell M, Kelly M. (2015). Crushing tablets and opening capsules in the elderly: Implications for practice. Drugs Aging, 32(12): 901–911. doi:10.1007/s40266-015-0302-8

  3. Musa NA, Daud S, Cwynar A. (2015). Crushing tablets and contents of capsules to facilitate swallowing may have serious consequences. Pharm Pract, 13(2): 583. doi:10.18549/PharmPract.2015.02.583

  4. Llorca PM, Spitzer RL. (2018). Oral Drug Formulations for Swallowing Difficulties. Ther Adv Drug Saf, 9(10): 531–538. doi:10.1177/2042098618789545